-KONEP
SEHAT
Memahami konsep sehat dan sakit
Sebagai
makhluk hidup manusia memiliki kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, yankni
lahir, tumbuh, berkembang, mengalami dinamika satbil-labil, sehat-sakit, normal
abnormal, dan berakhir dengan kematia. Berbeda dengan hewan, manusia adalah
makhluk yang bisa menjadi objek sekaligus, oleh karena itu manusia selalu
tertarik untuk membicarakan, menganalisa dan melakukan hal-hal yang diperlukan
dii sendir.
-SEJARAH PERKEMBANGAN KESMEN
1. periode pra-ilmiah
2. Era ilmiah (modern)
-PENDEKATAN KESMEN
Orientasi Klasik
Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya.
Orientasi Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata.
Orientasi Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
1. Teori psikoanalisa
Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia adalah Sigmund Freud. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya id,ego,super ego (Heru Basuki: 2008,12-31; Sumadi Suryabrata: 2003, 34)
2. Teori behavioralisme
Behaviorialisme
lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tidak tampak.
behavioralisme ingin menganalisis yang Nampak saja, yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioralisme lebih dikenal
dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia,
kecuali insting, adalah hasil belajar.
3. teori Humanistik
Psikologi
humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama
dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme.
psikologi humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis neo-Freudian seperti
Adler dan Jung, serta banyak mengambil pemikiran dari fenomenologi dan
eksistensialisme (Alwisol, 2008; 22). Fenomenologi memandang manusia hidup
dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subjektif.
Menurut Alfred Schultz, tokoh fenomenologi pengalaman subjektif ini
dikomunikasikan oleh faktor sosial dalam proses intersubjektivitas.
PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL
PENYESUAIAN DIRI
Manusia sejatinya dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan diri, manusia pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi dengan seiringnya berkembangnya manusia, manusia tidak hanya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan saja atau fisiologisnya saja tapi harus bisa menyesuaikan diri secara psikologis.
Penyesuain diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) .
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti perkotaan dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Pada penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Pada penyesuain ini seseorang menyadari siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap iindividu hidup di dalam lingkup sosial. Di dalam lingkup sosial (masyarakat) terjadi proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.
Pembentukan Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri yang baik ialah satu hal yang selalu ingin diraih setiap orang, tapi untuk itu sangat sulit tercapai apalagi saat dewasa ini yang banyak begitu tuntutan dan permasalahan baru yang terjadi kecuali bila kehidupan orang itu benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
a. Lingkungan Keluarga
Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.
b. Lingkungan Teman Sebaya
Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan akan membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan apalagi saat individu beranjak remaja dan dengan adanya pertemanan yang erat akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.
c. Lingkungan Sekolah
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu
Faktor genetik
Ø Faktor keturunan — masa konsepsi
Ø Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Ø Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Faktor eksternal / lingkungan
Ø Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Ø Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
a. Aliran asosiasi
perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c. Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
A.
ALLPORT – ciri-ciri kepribadian yang matang.
1. Perluasan Perasaan Diri.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain.
3.
Keamanan Emosional.
4.
Persepsi Realistis.
5.
Keterampilan-keterampilan dan tugas tugas.
6.Pemahaman
Diri.
7.
filsafat hidup yang mempersatukan.
B. ROGERS - PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perkembangan “Diri”
Dalam masa kecil anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya
dari lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya
penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk
membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua
benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai
membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia dengan kata lain, anak
itu mengembangkan suatu “pengertian-diri”.
C. MASLOW – Hirarki kebutuhan manusia (Aktualisasi Diri)
“Metamotivation” : apakah yang
mendorong orang-orang mengaktualisasikan diri?
Maslow menyebutkan teori tentang : dorongan karena pertumbuhan atau metamotivation (juga disebut being atau b-motivation). Awalan “meta” berarti sudah atau melampaui, dan metamotivation berarti bergerak melampaui ide rasional tentang dorongan. Secara paradox, kata ini tampaknya berarti suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan. Maslow menulis, “motif paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”. Dengan kata lain, orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak berjuang, tetapi mereka berkembang.
Maslow menyebutkan teori tentang : dorongan karena pertumbuhan atau metamotivation (juga disebut being atau b-motivation). Awalan “meta” berarti sudah atau melampaui, dan metamotivation berarti bergerak melampaui ide rasional tentang dorongan. Secara paradox, kata ini tampaknya berarti suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan. Maslow menulis, “motif paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”. Dengan kata lain, orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak berjuang, tetapi mereka berkembang.
D. ERIC FROMM – Ciri-ciri kepribadian sehat.
Fromm
memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berukuran dengan dan berakar di dunia,
subjek atau pelaku dari diri atau nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
PENGERTIAN STRESS
Arti penting stress
STRESS
Stress adalah pengalaman emosi
negative dan beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat yang disertai oleh perubahan
yang dapat diperkirakan dalam hal biokimia, fisiologis, kognitif, behavorial,
yang tujuannya untuk mengubah peristiwa stressful atau mengakomodasi
Efek” stress
Gas ( general adaptasi
syndrome )
GAS adalah respon fisiologis dari
seluruh tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh,
terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Beberapa buku menyebutkan GAS
sebagai respon neuro-endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan , tahap
resisten dan tahap kehabisan tenaga. GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut :
reaction (AR, reaksi cemas).
TIPE” STRESS;
-TEKANAN
-TEKANAN
-FRUSTRASI
-KONFLIK
-KECEMASANREFERENSI:
-PENGERTIAN DARI JENIS-JENIS COPING & JENIS COPING YANG KONSTRUKTIF DAN POSITIF (SEHAT)
Ada dua pendekatan coping atas stress yang kita hadapi :
1. Problem-focused coping :
Yaitu kita berusaha untuk fokus
menghadapi permasalahan yang membuat kita stress dan melakukan upaya terbaik
agar masalah itu terpecahkan. Saat masalah telah terurai, otomatis stress
hilang.
2. Emotion-focused coping :
Yaitu dimana kita deal dengan emosi
yang dialami saat stress melanda. Kita melakukan usaha-usaha yang konstruktif
untuk meregulasi emosi yang dialami karena peristiwa stressful tersebut.
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto:
STAIN press.
Penyesuaian diri dan pertumbuhan
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan
adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih
mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di
perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti
perkotaan dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan barunya.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Pada
penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian
sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.
1.
Penyesuaian Pribadi
2.
Penyesuaian Sosial
Pembentukan Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri yang baik ialah satu hal yang selalu ingin diraih setiap orang, tapi untuk
itu sangat sulit tercapai apalagi saat dewasa ini yang banyak begitu tuntutan
dan permasalahan baru yang terjadi kecuali bila kehidupan orang itu benar-benar
terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang
bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara
objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya
dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
a. Lingkungan Keluarga
b.
Lingkungan Teman Sebaya
c. Lingkungan Sekolah
PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia
merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila
tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan
bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam
lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap
dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak
sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan
dan pertumbuhan individu
Faktor
genetik
Faktor
eksternal / lingkungan
a. Aliran asosiasib. Psikologi gestalt c. Aliran sosiologi
.
Hubungan interpersonal
A. model-model hubungan interpersonal
B. Memulai hubungan.C. Intimacy dan hubungan pribadiD.
Intimacy dan pertumbuhan
sumber :
http://novitaella.blogspot.com/2012/04/model-model-hubungan-interpersonal.html
http://nur-amalia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62327-Psikologi%20Umum%20-Hubungan%20Interpersonal%20Part%201.html
http://chiyaraa.wordpress.com/2012/04/25/hubungan-interpersonal/
http://grafanny.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
http://novitaella.blogspot.com/2012/04/model-model-hubungan-interpersonal.html
http://nur-amalia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62327-Psikologi%20Umum%20-Hubungan%20Interpersonal%20Part%201.html
http://chiyaraa.wordpress.com/2012/04/25/hubungan-interpersonal/
http://grafanny.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html
cinta dan perkawinan
A. Bagaimana memilih pasangan.
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.
B. Seluk - beluk hubungan dalam perkawinan
Perceraian
dalam tinjauan sosiologis adalah sebuah kajian yang membahas seluk beluk
perceraian dari sudut pandang sosial kemasyarakatan (sosiologis). Secara sosiologis dalam teori pertukaran, perkawinan
digambarkan sebagai pertukaran antara hak dan kewajiban serta penghargaan dan
kehilangan yang terjadi antara suami dan istri (Karim dalam Ihromi, 1999).
Sebuah perkawinan membutuhkan kesepakatan-kesepakatan bersama dalam mendukung proses
pertukaran tersebut. Jika terdapat suatu ketidakseimbangan dalam proses
pertukaran yang berarti adanya salah satu pihak yang diuntungkan dan dirugikan,
serta akhirnya tidak mempunyai kesepakatan yang memuaskan ke dua belah pihak.
C. Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan.
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan
sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan
bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan
pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti
diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan,
sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait
dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya
hubungan antarkeluarga kedua pihak.
D. Perceraian dan pernikahan
kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak
dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui
masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang
membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua
kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin
mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam
diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama
menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
E. Single Life
Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan.
pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang
Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang.
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita
waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi,
perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih
untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser,
apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam
memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang
bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak
pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
DAFTAR PUSTAKA:
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya
Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
Miftachr,
2010. Pengertian Munakahat Pernikahan, Artikel, (Tersedia online di http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/pengertian-munakahat-pernikahan/ diakses
pada tanggal 6 Mei 2011).
Artikel ini bisa anda baca
juga di : SINICHI-NET
http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/perceraian-dalam-tinjauan-sosiologis.html
siti
sundari, HS 2005. Kesehatan mental dalam kehidupan. Cetakan pertama Jakarta :
PT Asdi Mahasatya
http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
siti
sundari, HS 2005. Kesehatan mental dalam kehidupan. Cetakan pertama Jakarta :
PT Asdi Mahasatya
Wexley, Kenneth N. & Gary A.
Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc.,
1977
Yusuf,S. (2004). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi
Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010).
Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Schultz, duane. Psikologi pertumbuhan: model-model
kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Wexley, Kenneth N. & Gary A.
Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc.,
1977
Yusuf,S. (2004). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan
Mental.Purwokerto: STAIN press.
Wexley, Kenneth N. & Gary A.
Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc.,
1977
Yusuf,S. (2004). Psikologi
perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar
keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum.
Jakarta: Universitas Gunadarma
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational
Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977
Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah
Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma
Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto:
STAIN press