Senin, 24 Juni 2013

TUGAS KESEHATAN MENTAL : RANGKUMAN TUGAS 1, 2 DAN 3


-KONEP SEHAT
          Memahami konsep sehat dan sakit
Sebagai makhluk hidup manusia memiliki kesamaan dengan makhluk hidup lainnya, yankni lahir, tumbuh, berkembang, mengalami dinamika satbil-labil, sehat-sakit, normal abnormal, dan berakhir dengan kematia. Berbeda dengan hewan, manusia adalah makhluk yang bisa menjadi objek sekaligus, oleh karena itu manusia selalu tertarik untuk membicarakan, menganalisa dan melakukan hal-hal yang diperlukan dii sendir.

-SEJARAH PERKEMBANGAN KESMEN

1. periode pra-ilmiah

2. Era ilmiah (modern)

-PENDEKATAN KESMEN

Orientasi Klasik

Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya.

Orientasi Penyesuaian Diri

Dengan menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata.

Orientasi Pengembangan Potensi

Seseorang dikatakan mencapai taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat  kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT


1. Teori psikoanalisa

          Orang yang pertama kali berusaha merumuskan psikologi manusia adalah Sigmund Freud. Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia yang disebutnya id,ego,super ego (Heru Basuki: 2008,12-31; Sumadi Suryabrata: 2003, 34)

2. Teori behavioralisme

          Behaviorialisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak.
behavioralisme ingin menganalisis yang Nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioralisme lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar.

3. teori Humanistik

          Psikologi humanistic dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behavioralisme.
psikologi humanistic mengambil banyak dari psikoanalisis neo-Freudian seperti Adler dan Jung, serta banyak mengambil pemikiran dari fenomenologi dan eksistensialisme (Alwisol, 2008; 22). Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subjektif.
Menurut Alfred Schultz, tokoh fenomenologi pengalaman subjektif ini dikomunikasikan oleh faktor sosial dalam proses intersubjektivitas.



PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN PERSONAL


PENYESUAIAN DIRI

Manusia sejatinya dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan diri, manusia pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi dengan seiringnya berkembangnya manusia, manusia tidak hanya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan saja atau fisiologisnya saja tapi harus bisa menyesuaikan diri secara psikologis.

Penyesuain diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) .

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti perkotaan dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.

1.  Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Pada penyesuain ini seseorang menyadari siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.

2.  Penyesuaian Sosial 

Setiap iindividu hidup di dalam lingkup sosial. Di dalam lingkup sosial (masyarakat) terjadi proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.  Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.

Pembentukan Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang baik ialah satu hal yang selalu ingin diraih setiap orang, tapi untuk itu sangat sulit tercapai apalagi saat dewasa ini yang banyak begitu tuntutan dan permasalahan baru yang terjadi kecuali bila kehidupan orang itu benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan  jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.

a.  Lingkungan Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti.

b.  Lingkungan Teman Sebaya 

Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan akan membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan apalagi saat individu beranjak remaja dan dengan adanya pertemanan yang erat akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.

c.  Lingkungan Sekolah 

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL

Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu

Faktor genetik

Ø   Faktor keturunan — masa konsepsi

Ø  Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan

Ø  Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen

Ø   Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor eksternal / lingkungan

Ø  Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan

Ø  Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya 

Dari semua faktor-faktor  di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

a. Aliran asosiasi

perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.

 

b. Psikologi gestalt

pertumbuhan adalah proses  perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

c. Aliran sosiologi

Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.

 


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT



          A. ALLPORT – ciri-ciri kepribadian yang matang.
1. Perluasan Perasaan Diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain.
3. Keamanan Emosional.
4. Persepsi Realistis.
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas tugas.
6.Pemahaman Diri.
7. filsafat hidup yang mempersatukan.
B. ROGERS - PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perkembangan “Diri”
  Dalam masa kecil anak mulai membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri”.
C. MASLOW – Hirarki kebutuhan manusia (Aktualisasi Diri)
          “Metamotivation” : apakah yang mendorong orang-orang mengaktualisasikan diri?
Maslow menyebutkan teori tentang : dorongan karena pertumbuhan atau metamotivation (juga disebut being atau b-motivation). Awalan “meta” berarti sudah atau melampaui, dan metamotivation berarti bergerak melampaui ide rasional tentang dorongan. Secara paradox, kata ini tampaknya berarti suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan. Maslow menulis, “motif paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”. Dengan kata lain, orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak berjuang, tetapi mereka berkembang.
D. ERIC FROMM – Ciri-ciri kepribadian sehat.
          Fromm memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berukuran dengan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri atau nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

PENGERTIAN STRESS


Arti penting stress
STRESS
Stress adalah pengalaman emosi negative dan beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat yang disertai oleh perubahan yang dapat diperkirakan dalam hal biokimia, fisiologis, kognitif, behavorial, yang tujuannya untuk mengubah peristiwa stressful atau mengakomodasi
Efek” stress

Gas ( general adaptasi syndrome )

GAS adalah respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Beberapa buku menyebutkan GAS sebagai respon neuro-endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan , tahap resisten dan tahap kehabisan tenaga. GAS diuraikan dalam tiga tahapan berikut : reaction (AR, reaksi cemas).
TIPE” STRESS;
-TEKANAN
-FRUSTRASI
-KONFLIK
-KECEMASANREFERENSI:


-PENGERTIAN DARI JENIS-JENIS COPING & JENIS COPING YANG KONSTRUKTIF DAN POSITIF (SEHAT)


Ada dua pendekatan coping atas stress yang kita hadapi :
1.     Problem-focused coping :
Yaitu kita berusaha untuk fokus menghadapi permasalahan yang membuat kita stress dan melakukan upaya terbaik agar masalah itu terpecahkan. Saat masalah telah terurai, otomatis stress hilang.
2.   Emotion-focused coping :

Yaitu dimana kita deal dengan emosi yang dialami saat stress melanda. Kita melakukan usaha-usaha yang konstruktif untuk meregulasi emosi yang dialami karena peristiwa stressful tersebut.

Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.

Penyesuaian diri dan pertumbuhan

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery)

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti perkotaan dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Pada penyesuaian diri ada dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial seperti yang akan di jelaskan di bawah ini.

1.  Penyesuaian Pribadi
2.  Penyesuaian Sosial 
Pembentukan Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang baik ialah satu hal yang selalu ingin diraih setiap orang, tapi untuk itu sangat sulit tercapai apalagi saat dewasa ini yang banyak begitu tuntutan dan permasalahan baru yang terjadi kecuali bila kehidupan orang itu benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan  jiwa yang bermacam-macam, dan orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.
a.  Lingkungan Keluarga
b.  Lingkungan Teman Sebaya 
c.  Lingkungan Sekolah 
PENGERTIAN PERTUMBUHAN PERSONAL

Manusia  merupakan makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu

Faktor genetik
Faktor eksternal / lingkungan
a. Aliran asosiasib. Psikologi gestalt c. Aliran sosiologi

.


Hubungan interpersonal

A. model-model hubungan interpersonal
B. Memulai hubungan.C. Intimacy dan hubungan pribadiD. Intimacy dan pertumbuhan
sumber :
 http://novitaella.blogspot.com/2012/04/model-model-hubungan-interpersonal.html
http://nur-amalia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62327-Psikologi%20Umum%20-Hubungan%20Interpersonal%20Part%201.html
http://chiyaraa.wordpress.com/2012/04/25/hubungan-interpersonal/
http://grafanny.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html

cinta dan perkawinan

A. Bagaimana memilih pasangan.
Memilih pasangan atau jodoh bukan hal yang sulit jika tahu rumusnya dan akan menjadi sulit jika tidak mengetahui rumusnya. Melakukan istikharoh bagi yang muslim perlu dilakukan agar dipilihkan yang terbaik oleh yuhan. Tapi apakah kita tidak bisa menetapkan pasangan kita sendiri ? mungkin bisa tetapi tidak bisa akurat seperti yang sudah terlebih dahulu pengalaman.
B. Seluk - beluk hubungan dalam perkawinan
Perceraian dalam tinjauan sosiologis adalah sebuah kajian yang membahas seluk beluk perceraian dari sudut pandang sosial kemasyarakatan (sosiologis). Secara sosiologis dalam teori pertukaran, perkawinan digambarkan sebagai pertukaran antara hak dan kewajiban serta penghargaan dan kehilangan yang terjadi antara suami dan istri (Karim dalam Ihromi, 1999). Sebuah perkawinan membutuhkan kesepakatan-kesepakatan bersama dalam mendukung proses pertukaran tersebut. Jika terdapat suatu ketidakseimbangan dalam proses pertukaran yang berarti adanya salah satu pihak yang diuntungkan dan dirugikan, serta akhirnya tidak mempunyai kesepakatan yang memuaskan ke dua belah pihak.
C. Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan.
            Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
D. Perceraian dan pernikahan kembali
                Pernikahan bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan.
E. Single Life
                Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
DAFTAR PUSTAKA:
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
Miftachr, 2010. Pengertian Munakahat Pernikahan, Artikel, (Tersedia online di http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/pengertian-munakahat-pernikahan/ diakses pada tanggal 6 Mei 2011).
Artikel ini bisa anda baca juga di : SINICHI-NET
http://21juli1991.blogspot.com/2013/05/cinta-dan-perkawinan.html
http://www.psychologymania.com/2012/08/perceraian-dalam-tinjauan-sosiologis.html
siti sundari, HS 2005. Kesehatan mental dalam kehidupan. Cetakan pertama Jakarta : PT Asdi Mahasatya

 http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
siti sundari, HS 2005. Kesehatan mental dalam kehidupan. Cetakan pertama Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977

Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.
Schultz, duane. Psikologi pertumbuhan: model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.

Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977

Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press.

Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977

Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
Wexley, Kenneth N. & Gary A. Yukl, Organizational Behavior and Personnel Psychology, Richard D. Irwin Inc., 1977

Yusuf,S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Smeltzer bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & studdarth edisi 8 , EGC, Jakarta.

Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma

Lur Rochman, Kholil.(2010). Kesehatan Mental.Purwokerto: STAIN press





Powered By Blogger