Senin, 02 Januari 2012

bahaya sinar ultraviolet


Sinar Matahari Picu Katarak

TRIBUNNEWS.COM - Selain faktor usia, pemicu utama terjadinya katarak adalah sinar ultraviolet (matahari). Warga diimbau menggunakan pelindung agar jumlah penderita bisa diminimalisir.
Ketua Perhimpunan Dokter Mata Indonesia Cabang Palembang, Dr dr Anang Tribowo mengungkapkan terjadi kenaikan jumlah angka kebutaan di Sumsel. Pemicu utamanya adalah katarak. Terdata dari 7,44 juta warga Sumsel hampir 111.695 jiwa mengalami kebutaan dan 58,08 jiwa menderita katarak.
"Kalau kita kalkulasi hampir 1,5 persen warga Sumsel menderita kebutaan, dan diprediksi jumlahnya akan terus meningkat diakhir 2011, nanti," rinci Anang.
Khusus di Palembang, lanjut Anang, penderita kebutaan capai 21.793 jiwa dan hampir 11.332 menderita katarak dari total 1,452 juta warga Palembang. Dari sisi jumlah, kata dia, angka ini termasuk tinggi dan wajib diwaspadai semua umur.
"Jangan berpikir katarak itu hanya milik orang tua, anak kecil dan usia dewasa pun banyak. Makanya saya bilang penyakit ini tidak bisa dicegah namun dampaknya saja yang bisa diperkecil," beber Anang saat melakukan paparan antisipasi kebutaan di ruang Parameswara, Kamis (29/12/2011) siang.
Anang mengungkapkan itu dihadapan masyarakat dan jajaran dokter yang bernaun dalam Dinas Kesehatan Kota Palembang. Anang merinci, dari sisi penyebab maupun penelitian gangguan mata akibat munculnya lapisan didepan kornea mata ini karena radiasi sinar ultraviolet atau matahari. Bahkan ini jadi pemicu tertinggi.
"Makanya kami imbau agar warga yang beraktifitas di luar selalu menggunakan pelindung mata agar sinarnya tidak langsung kena dimata, seperti menggunakan kacamata karena dari survey kita justru ultraviolet yang jadi pemicu utama," rinci dr Anang. Selain itu, pola makan, faktor usia, asupan gizi dan tingkat kebersihan lingkungan. Jangan lupa, lanjut dia, adalah faktor genetik atau keturunan serta penyakitcpenyakit tertentu.
Dikatakan Anang, jika orang tua menderita katarak hampir 30 persen penyakit itu akan diteruskan kepada anak-anak maupun keturunanya. Begitupun penderita hipertensi dan diabetes kemungkinan 40 persen juga akan menderita katarak.
"Masuk usia senja atau diatas 50 tahun, indikasi katarak pasti muncul. Dan hampir 80 persen penderita katarak adalah orang tua dengan sejarah penyakit itu, baik keluarga maupun keturunan langsung," kata dr Anang.
Lalu bagaimana penanganannya penyakit ini juga sudah muncul. Kata dr Anang, tidak ada jalan lain kecuali operasi pengambilan atau pelepasan selaput. "Wajib operasi, soal biaya bervariasi tergantung alat dan fasilitas di rumah sakit itu, kalau biaya standarnya Rp 3 sampai Rp 7,5 juta," katanya.


Pendapat saya :

Bumi sudah semakin tua, lapisan ozon di atmosfer-pun semakin berlubang. Jadi sinar matahari langsung mengenai bumi kita tanpa di saring dulu oleh lapisan ozon tersebut, makannya makin banyak penyakit yang timbul karena sinar ultraviolet yang langsung mengenai tubuh dari kanker kulit sampai yang di katakan  ariket ini “katarak”. Alangkah baiknya apabila kita juga share ke orang-orang yang belum mengetahui tentang hal ini, agar semua orang Indonesia lebih tau bahayanya sinar ultraviolet ini, karena masyarakat Indonesia masih banyak yang dibawah angka kemiskinan, miris rasanya jika yang terkena penyakit ini adalah masyarakat yang dibawah garis kemiskinan yang tidak tau apa-apa tentang bahaya sinar ultraviolet ini.

masalah islam Syiah


MUI: Ada Kesalahan Memahami Syiah

Liputan6.com, Jakarta: Ketua Majelis Ulama Indonesia Umar Shihab menilai konflik di Sampang, Madura, Jawa Timur, disebabkan adanya kesalahpahaman tentang mazhab Syiah. Umar menegaskan mazhab Syiah bukan aliran sesat. Ditegaskan pula MUI tak pernah menetapkan Syiah sesat. "Saya perlu nyatakan di sini bahwa mazhab Syiah bukan mazhab yang sesat tapi benar menurut dunia Islam," di Jakarta, Ahad (1/1).
MUI menyayangkan kekerasan yang terjadi di Sampang, terlebih mengatasnamakan agama [baca: MUI Sampang: Pembakaran Dipicu Penistaan Agama]. Padahal sesuai konferensi internasional Ulama Islam di Mekkah, dua tahun silam, Syiah diakui sebagai bagian dari Islam. "Keberadaan mazhab Syiah sebenarnya sejak awal Islam. Sama juga dengan keberadaan mazhab ahlussunnah wal jamaah," jelas Umar Shihab.
Dalam persoalan ini MUI lantas mengimbau agar masyarakat tak terpancing melakukan kekerasan.(AIS)



Pendapat saya tentang artikel ini:

Sangat di sayangkan melihat tingkah laku masyarakat yang mengambil tindakan sendiri, pasalanya masyarakat yang melakukan kekerasan itu biasanya masyarakat yang minim akan pengetahuan tentang agama islam dan aturannya, sampai-sampai madrasah, mushollah dan rumah pimpinan islam Syiah ini dibakar masa dan bahkan rumah salah satu warga Islam Syiiah dijarah sekelompok massa.
 Perbedaan keyakinan dalam agama Islam itu sudah pasti ada, tetapi alangkah baiknya bila ada kesalahan segera di benahi dan tidak asal tuduh saja.
Powered By Blogger